Mengawal Kesuksesan Ramadhan dengan Target dan Agenda

Sebentar lagi Ramadhan tiba, menyapa kita dengan mesra. Ramadhan bulan spesial bagi umat Islam. Keberkahan Allah tercurah-curah di dalamnya, beribadah dipermudah, bermaksiat dipersulit, pintu surga dibuka lebar-lebar, setan-setan dibelenggu, pintu neraka ditutup rapat-rapat, ampunan-Nya dilimpahkan. Maka, kurang syukur apa lagi kita ketika bulan Ramadhan datang menyapa?

 Ibarat tamu istimewa, maka sudah sepantasnya kita menyambutnya dengan istimewa pula. Rugilah kita manakala Ramadhan di depan mata, sementara kita malah membuatnya kecewa. Sebaliknya, pasti kita akan menyapa Ramadhan dengan ramahnya sebagaimana Ramadhan mengunjungi kita dengan ramah. Kita tak sebatas berlantang kata, “Marhaban yaa Ramadhan … Marhaban yaa Ramadhan …,tapi lebih daripada itu. Dan, sebaik-baik penyambutan adalah dengan tidak melewatkan Ramadhan sia-sia begitu saja. Kita akan mengisinya dengan beragam ibadah dan amal shalih sebanyak dan sebaik mungkin. Yang sudah berpuasa sah syarat dan rukunnya, meningkat dengan menyempurnakan sunnah-sunnahnya. Yang sunnahnya sudah dapat, meningkat dengan meninggalkan maksiatnya. Yang sudah bisa mempuasakan mulut dari makan minum, meningkat dengan mempuasakan mata, telinga, dan anggota badannya. Yang sudah biasa shalat Lima Waktu, meningkat menjadi shalatnya berjamaah. Yang sudah biasa berjamaah, meningkat menjadi berjamaahnya tidak telat. Yang biasa shalat Rawatib muakkad, menambahkan ghairu muakkadnya. Yang biasa baca Qur`an one day one juz, meningkat dengan menadaburinya. Ringkas kata, kita berikan sambutan terbaik untuk Ramadhan.

Kita tengok bagaimana Nabi Muhammad SAW, para shahabat, dan orang-orang shalih dari masa lalu (salafush shalih) dalam menyambut Ramadhan.

  1. Jauh-jauh hari para ulama biasa berdoa agar dapat dipertemukan Allah dengan bulan Ramadhan. Ibnu Rajab menukilkan dalam kitabnya tentang perkataan ulama tabi’ut tabi’in Mu’alla bin al-Fadhl, “Dahulu (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan ….” Bahkan ada riwayat hadis—tetapi derajat ke-shahih-annya dikritik—bahwa Nabi juga mengumandangkan doa tertentu agar diberkahi dalam bulan Rajab dan Sya’ban juga dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Kaidah kita dalam doa berlaku: selama doa itu baik, mau berbahasa Arab, Indonesia, atau apa pun, bisa kita lantunkan. Namun, jika lafal doa bersumber dari ayat Qur`an dan hadis shahih, maka itu lebih baik.
  2. Nabi biasa melakukan “pemanasan” sebelum datang Ramadhan dengan cara memperbanyak ibadah sunnah. Misalnya Nabi memperbanyak puasa sunnah dalam bulan Sya’ban. Dari Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa. Beliau juga biasa tidak berpuasa sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi, aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban” (Muttafaq ’alaih). Nabi yang sudah top ibadahnya saja tetap melakukan pemanasan, lantas bagaimana dengan kita?

Para ulama salaf pun sama. Mereka ada yang sudah rajin membaca Al-Qur`an sejak Sya’ban seakan-seakan syahrul-Qur`an (bulan Al-Qur`an) itu adalah bulan Sya’ban, padahal kita tahu syahrul-Qur`an itu ya Ramadhan. Ada pula yang 9-10 bulan full mencari nafkah tapi mulai Rajab atau Sya’ban sudah mulai menutup toko-tokonya, apalagi nanti Ramadhan, mereka akan full ibadah tidak bekerja. Tabungan hidup dan sedekah sudah mereka siapkan dalam 10 bulan itu. Dalam bahasa bebasnya, kita harus pemanasan lahir dan batin.

  • Saat akhirnya bertemu dengan bulan Ramadhan, Nabi berdoa dengan gembira. Dari Ibnu Umar r.a. berkata, “Ketika melihat hilal (bulan sabit) Rasulullah SAW mengucapkan:

 «اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا نُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ»

“Ya Allah, terbitkanlah hilal tersebut kepada kami dengan aman, iman, keselamatan, Islam, dan taufik untuk melakukan yang kami cintai dan ridhai. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” (H.r. Ibnu Hibban & ad-Darimi, al-Albani & al-Arna`uth: shahih lighairih. Diriwayatkan juga dengan jalur lain dari Thalhah bin Ubaidillah r.a. oleh Ahmad, ad-Darimi, & at-Tirmidzi, berkata: hadis hasan gharib. Para ulama lain menilai kedua hadis ini dha’if)

  • Nabi menyambut Ramadhan dengan gembira dan bersiap mengisinya dengan baik. Bahkan hal ini tertuang dalam ceramah beliau yang panjang di depan para shahabatnya.

“Telah datang pada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah memerintahkan kalian untuk berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka (Jahim) ditutup, dan setan-setan diikat. Pada bulan itu terdapat Lailatul Qadr. Barang siapa yang terhalang dari kemuliaan (keutamaannya), sungguh dia telah terhalang (artinya sangat merugi—pen.).” (H.r. an-Nasa`i & Ahmad. Shahih)

“Pada malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup yang tidak ada satu pun pintu yang terbuka, pintu-pintu surga dibuka yang tidak ada satu pun pintu yang tertutup, dan seorang penyeru menyeru, ‘Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan berhentilah.’ Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan.” (H.r. at-Tirmidzi & Ibnu Hibban. Berkata at-Tirmidzi: Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abdurrahman bin Auf, Ibnu Mas’ud, dan Salman. Al-Albani: Hasan shahih)

  • Begitu masuk Ramadhan, maka Nabi mengisinya dengan full ibadah dan amal shalih yang beragam. Level ibadah beliau meningkat sangat pesat, jauh lebih optimal dari sisi kuantitas maupun kualitas dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Jangan ditanya kualitas puasanya, shalat Tarawihnya, i’tikafnya, baca Qur`annya, hingga sedekahnya. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Nabi SAW adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih menggebu lagi ketika bulan Ramadhan tatkala Jibril menemui beliau” (Muttafaq ’alaih)

Nabi, para shahabat, dan salafush shalih yang sudah menyiapkan diri jauh hari sebelumnya dan langsung tancap gas sejak awal Ramadhan ini terekam indah dalam kalimat Abu Bakar al-Balkhi:

شَهْرُ رَجَب شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سُقْيِ الزَّرْعِ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.”

Kalau levelnya sudah seperti mereka, insya Allah tercapailah tujuan rangkaian ibadah Ramadhan; la’allakum tattaqun, la’allakum tasykurun, dan la’allahum yarsyudun—menjadi hamba Allah yang bertakwa, gampang bersyukur, dan senantiasa lurus dalam petunjuk-Nya. Sukseslah mereka dalam menyapa dan menyambut tamu mulia ini.

Nah, dalam konteks kita hari ini yang jauh sekali dari kualitas generasi terdahulu, lebih layak untuk melipatgandakan upaya agar Ramadhan kita sukses. Kalau salafush shalih dahulu punya target dan agenda tertentu dalam mengisi Ramadhan, apatah lagi kita. Target Ramadhan ini bukan untuk bangga-banggaan kepada orang lain. Target ini murni untuk kebaikan kita sendiri, kita sendiri pula yang secara jujur akan mengevaluasinya. Seperti perkataan bijak Mu’alla bin al-Fadhl secara lengkap, “Dahulu (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shalih) mereka.”

Oleh karena itu Penerbit Pro-U Media menghadirkan My Ramadan Plannner (Agenda Ramadhanku). Sesuai namanya, berisi target, checklist, dan evaluasi semua ragam ibadah selama bulan Ramadhan, dari yang fardhu hingga sunnah, dari yang khashshah ’ubudiyyah seperti shalat hingga ’ammah sosial seperti sedekah. Harapannya kita terbantu dalam meraih kesuksesan ibadah Ramadhan.

MARHABAN YAA RAMADHAN, kami menyambutmu dengan riang.

Z. Saputro

Editor

Anda mungkin menyukai

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Keranjang Belanja

No products in the cart.

Return to shop

Pro-U Media

Selamat datang di Pro-U Media. Kami siap membantu kebutuhan literasi Anda dengan buku bacaan yang keren dan bergizi :)

Selamat datang, ada yang bisa kami bantu