Hi Summer, Hello Fall
Prolog Buku Cimat Cimut
Catatan untuk Muslimah Cantik dan Imut
Summer. Matahari sedang cantik-cantiknya. Aroma udara tercium laksana wangi roti terpanggang. Angin bersiul menghangatkan tubuh. Semua orang tiba-tiba berlomba untuk ramah karena saat seperti inilah amarah terasa bersalah bila singgah. Yeah, that’s summer tatkala hal yang identik dengan kesenangan dan keceriaan berpaduan. Liburan, jalan-jalan, membuang penat. Indah sekali.
Rasanya pasti akan seperti mendadak dikasih cek semilyar dollar, Oh no! Bahkan cek dengan nilai berapapun nggak akan sebanding untuk menggambarkan kehidupan kita yang diibaratkan dengan summer. Bayangkan, gimana rasanya kalau Allah menakdirkan jalan hidup kita summer selamanya. Jalannya mulus, nggak ada duka lara, isinya cuma canda tawa dan endingnya nyawa kita terlepas dalam keadaan bahagia lalu masuk surga. Perfecto!
Namun, kasih sayang Allah justru nggak menakdirkan kita untuk mencecap forever summer di dunia. Ada suatu masa kita harus berjalan tertatih, terseok-seok, ambruk, lalu berdiri, dan jatuh lagi. Bahkan mungkin jatuhnya berkali-kali sampai rasa nyeri menjadi teman akrab kita. Cobaan berat datang nggak kenal waktu dan keadaan. Seenaknya aja mampir tanpa berpikir bahwa ujian kita sebelumnya belum selesai. Capek karena harus nangis tiap hari. Lelah karena tenaga dan pikiran habis terkuras.
Yah, mungkin sedih-sedihnya hidup kita, bisa kita analogikan dengan fall. Saat kesegaran hijaunya daun mulai menua, menguning atau memerah. Lalu layu, gugur terombang-ambing udara, jatuh ke bangku-bangku dan tanah, terseret sepatu dan terinjak-injak, just like its name fall atau jatuh. Mana ada jatuh yang nggak sakit?
Namun, apakah lantas kita bisa menuduh Allah nggak sayang sama kita ketika Dia ngasih ujian? Apa boleh kita marah-marah karena Allah menyisipkan musim lain selain summer dalam kehidupan kita? Saatnya kita berkaca pada orang paling mulia di bumi ini – Nabi Muhammad Saw.
Kurang dahsyat apa coba ujian yang diterima Rasulullah Saw? Dari kecil udah jadi yatim piatu. Saat dewasa beliau direndahkan habis-habisan oleh orang-orang jahiliyah: diludahin, dilemparin kotoran, dan dicaci maki. Coba kita berkaca pada diri kita sendiri! Adakah yang diperlakukan seburuk beliau? Kalaupun ada, sekarang kita bisa lapor ke Komnas Perlindungan Perempuan dan minta kasusnya diperpanjang dengan delik aduan perlakuan tidak menyenangkan. Terus habis itu kita bisa menggalang simpati lewat media sosial de el el, de es be.
Lalu, di masa Rasulullah Saw bagaimana beliau menyikapinya? Beliau menyelesaikannya sendiri dengan berbesar hati dan memohon perlindungan kepada Allah. Bahkan, beliau tidak segan mendoakan kebaikan untuk si jahil itu. So sweet banget nggak sih? Itu semua karena Nabi tau ujian yang dikasih Allah kepadanya, merupakan bahasa kasih dari Allah agar Rasul selalu dekat denganNya. Nabi Muhammad percaya bahwa Allah yang paling dicintainya nggak akan kasih hal buruk bagi beliau kecuali selalu diikuti kejutan manis yang Allah sisipkan di setiap ujian untuk RasulNya.
Balik lagi ke fall. Mungkin suasana fall tidak seceria summer. Mungkin daun-daun itu memang terserak dan terterpa lalu masuk ke bak. Tapi, coba deh browsing gambar fall atau autumn di internet (buat yang belum pernah ke negara empat musim kaya ane khususnya), kita amati dengan teliti. Daun-daun yang berubah warna itu ternyata cantik banget, ya? Satu-persatu dedaunan mulai berpamitan dengan rantingnya, tanah dan rerumputan menyambutnya, dan terhiasilah permukaan bumi kemilauan kuning dedaunya. Tanah akan menyerapnya, dan jadilah humus yang menyuburkan untuk pohon itu sendiri.
Muncul kelegaan saat melihatnya. Dan sepertinya kita harus belajar. Belajar untuk bisa berlapang dada menerima cobaan dari Allah; belajar hanya memohon pertolongan kepada Allah dan PDKT ke Allah lagi dengan cara yang benar dan Dia sukai, sampai pada akhirnya kita bisa klik merasakan maksud atau kejutan manis yang Allah selipkan di tengah-tengah ujian kita. Kita akan mampu melihat warna-warna indah di balik kelabu yang mengungkung.
Buat orang Islam bukankah semua takdir adalah takdir baik? Kalau diberi kesenangan pastinya kita wajib bersyukur, dan kalau ada cobaan ya tinggal bersabar aja. Udah banyak yang membuktikan bahwa kesabaran selalu berujung pada kata bahagia bukan yang lain. So, semua musim juga sama bagi kita, mau summer ataupun fall sama-sama asyik dan menyenangkan, asal kita tau hal apa aja yang harus kita siapkan untuk menyambut musim-musim itu. Jadi, apakah kamu sudah siap untuk menyambut summer and fallmu? Let’s face it together, Sistah!
Tinggalkan komentar