Dari Pojok Garasi Membangun Negeri

Pada awalnya sebuah pojok garasi sempit. Tempat bersahaja berkumpulnya para aktivis dengan cita-cita idealis. Mereka punya satu tekad: menyadarkan masyarakat dengan gerakan ekonomi yang adil dan manusiawi.

Dari pojok garasi ia menerawang, membangun visi bagi negerinya. Tepat ketika reformasi mulai bergulir di negeri ini. Ia menulis, membaca, mendiskusikan hingga mempraktikkan pelbagai wawasan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dari pojok garasi ia memikirkan keindonesiaan: memikirkan bagaimana peran pemimpin dan tugas kepemimpinan harus membumi. Dari pojok generasi ia membincangkan keislaman; bagaimana Islam menjadi rahmat semesta alam, mulai dari lingkungan sekitarnya. Dari pojok garasi ia tidak ingin berpaku pada teori dari kampus. Dari pojok garasi ia ingin menancapkan kegelisahan: memberikan dedikasi untuk membangun negeri.

Ia tidak ingin berjanji; ia ingin membuktikan bahwa seorang politisi lebih sibuk memberdayakan masyarakat dibandingkan berebut kursi bukanlah sebuah kemustahilan!