Menelisik Kata Jan (Jim Nun) dan Turunannya dalam Al-Qur`an
Jin, Janin, dan Jannah. Tentu kita pernah atau bahkan sering mendengar istilah tersebut, tetapi tahukah bahwa ke tiga istilah tersebut berasal dari satu sumber kata yaitu (جن) yang secara umum memiliki pengertian menutupi. Dalam kitab Mufradat karya Raghib Al-Ashfahani dijelaskan bahwa makna asli kata الجن adalah menutupi sesuatu dari pancaindra, seperti Firman Allah dalam Al-Qur`an surah Al-An’am ayat 76:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا
Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang. (QS. Al-An’am: 76)
Maksudnya di sini adalah غطى الظلامُ كلَّ شيء yang berarti kegelapan menutupi sesuatu, yang kemudian dari kata (جن) ini muncul kata kata turunan nya yang mengandung makna tutup, atau bisa dikatakan semua kata atau kalimat yang ada unsur (جن) memiliki makna tertutupi, seperti contohnya adalah sebagai berikut
1. Jannah (الجنة)
Adalah setiap kebun yang memiliki pohon, yang mana pohon pohonnya itu menutupi tanah. Atau lebih singkatnya disebut jannah karena tertutup (kita tidak bisa melihatnya di dunia). Adapun jannah yang disebut adalah yang bermakna kebun, karena tertutup oleh pohon-pohon. Sebagaimana dalam Al-Qur`an Surah Saba’ ayat 15:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (QS. Saba`: 15)
Adapun surga dinamakan dengan (الجنة), bisa jadi karena surga disamakan dengan kebun yang ada di bumi, meskipun hakikat keduanya berbeda, dan bisa juga karena tertutupinya nikmat-nikmat yang ada di sana dari kita yang masih ada di dunia, seperti dalam Firman Allah surah As-Sajdah ayat 17:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍۚ
Seorang pun tidak, mengetahui apa yang disembunyikan untuk, mereka yaitu (bermacam–macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata. (QS. As-Sajdah: 17)
Ibnu Abbas berkata : surga diucapkan dengan kata جنات yakni dalam bentuk jamak, karena Surga memiliki tujuh nama: Surga Firdaus, Surga ‘Adn, Surga Na’rm, Surga Darl Khuld (rumah keabadian), Surga Ma’wa, Darussalam dan Surga’Illiyyin.
2. Janin (الجنين)
Artinya adalah anak yang masih berada di dalam perut ibu., bentuk jamaknya adalah اجنة, Kata janin dalam Al-Qur`an disebutkan hanya sekali yaitu dalam surah An-Najm : 32, Allah berfirman
وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ
Dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. (QS. An-Najm: 32)
Dengan arti seperti itu, maka demikian kata الجنين mengikuti bentuk fa’il (subjek) yang bermakna maf’ul (objek) yang artinya adalah sesuatu yang ditutupi oleh perut ibunya. Selain itu pula makna kata janin secara istilah adalah jabang bayi yang masih berada dalam rahim. Terdapat 23 ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perkembangan janin. Dari 23 ayat tersebut dapat dibagi pula menjadi 3 kelompok. Yang pertama berkaitan tentang perkembangan janin. Yang kedua berkaitan dengan pemeliharaan janin yang terdapat pada 3 ayat dalam 3 surah, Kemudian terakhir menjelaskan secara langsung kata janin itu sendiri dan itu hanya 1 ayat saja yang terdapat dalam surah an-Najm.
3. Jin (الجن)
Kata Jin dapat dikatakan dalam dua bentuk, Pertama, kata yang artinya adalah semua makhluk non materi yang tertutup dari indra, yakni sebagai kebalikan dari manusia. Maka berdasarkan hal ini, malaikat dan setan termasuk kategori jin. Setiap malaikat pasti adalah jin, akan tetapi tidak semua jin bisa dikatakan malaikat. Dan terhadap hal ini juga Abu Shalih berkata: Semua malaikat adalah jin.
Kedua, kata Jin hanya mencakup sebagian makhluk non materi. Hal ini dikarenakan makhluk non materi ada tiga golongan, yaitu Golongan makhluk yang baik (Malaikat), makhluk-makhluk yang jahat (setan), dan terakhir adalah golongan pertengahan yang di dalamnya terdapat makhluk yang baik dan juga jahat (Jin). Hal yang demikian ini ditunjukkan oleh firman-Nya:
وَّاَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَۗ
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. (QS. Al-Jin: 14)
Mengenai makna Jinn di atas, para pakar berbeda pendapat tentang maksud kata Jan. Menurut Quraisy Shihab (M. Quraisy Shihab 2002) yang mengutip pendapat al-Jauhari, menyatakan bahwa Jan sama dengan Jin. Hanya saja, kata jin adalah bentuk jamak dari kata jin yang berbentuk tunggal, sedangkan Jan adalah isim jama’ atau kata yang digunakan untuk menunjuk sekelompok jinni (جني). Al-Qur’an menyebut kata, Jan (جان) sebanyak tujuh kali, antara lain pada surah al-Hijr ayat 26-27 dan surah Ar-Rahman ayat 15 (M. Quraisy Shihab 2002). (Wahyu Aditya/Mudir Kyai Mojo)
Tinggalkan komentar