Ta’aruf
Pada Mulanya Pro-U
Pro-U Media awalnya bernama Pro-U Cetak-Cetak, sebuah usaha percetakan (pamflet, publikasi, undangan walimah, dll) yang dimotori dua orang aktivis remaja (pemuda) Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Mas (kini Pak) Fanni dan Nur. Mereka sebenarnya tidak memiliki percetakan, tetapi memiliki keahlian olah desain berbasis software: corel, adobe photosohop, dan semacamnya. Berdiri sekitar tahun 2000, selama tiga tahun ke depan bisnis mereka menuai keuntungan terutama dari bisnis undangan walimatul urs pernikahan. Berbagai pesanan klien (customer) mereka desain dengan baik dan profesional, kemudian mereka cetakkan ke percetakan.
Lama-lama Pro-U Cetak-Cetak berkembang, klien (customer) yang datang lebih banyak dan beragam. Akan tetapi, problem segera muncul. Sebagian dari customer yang hendak memesan undangan walimah meminta foto-foto pre-wedding. Sebagian permintaan tersebut jelas-jelas sangat tidak syar’i (islami), misalnya meminta adegan foto pre-wedding kedua calon mempelai berpegangan dan bermesraan. Berbagai usaha mengambil titik tengah antara permintaan dan penawaran pada akhirnya mentok juga. Pro-U adalah usaha dagang pemuda-pemuda masjid, mereka tahu persis batasan agama, termasuk halal-haramnya. Dengan tegas mereka menolak mereka permintaan customer yang terlalu jauh dan aneh.
Di sisi lain, fenomena pergaulan remaja-pemuda secara nasional juga setali tiga uang dengan fenomena customer undangan pernikahan: bebas dan tak mengindahkan moral. Buku yang kemudian fenomenal secara nasional cukup membuat miris: J****** Undercover. Jelas, buku itu membeberkan fakta hitam dunia Jakarta malam. Alih-alih membuat orang tersadar, buku tersebut mengajari orang-orang untuk bermaksiat. Bagaimana tidak? Lokasi-lokasi tempat hiburan mesum dipapar rinci. Cara-cara bermaksiat juga diajarkan dengan detail. Buku-buku dengan tema semacam itu saat itu sedang menjamur. Kasus yang sama juga terjadi di tingkat lokal Jogja. Buku “S** in the Kost” dicetak ribuan eksemplar dan beredar. Buku ini idem, maunya membeberkan fakta, tapi semangat mengajari keburukan—disadari atau tidak oleh penulis/penerbitnya—justru terasa lebih kental.
Insan-insan Pro-U yang notabene aktivis masjid gelisah. Mereka harus segera mengambil langkah cerdas, efektif, dan efisien. Lantas terpikirlah, “Mengapa buku tidak dilawan dengan buku, tulisan tidak dibantah dengan tulisan, gagasan tidak di-counter dengan gagasan?!”
Proyek ambisius dakwah terbentang di depan mata: Pro-U Cetak-Cetak harus bermetamorfosis menjadi Pro-U Media, menghasilkan karya-karya bermutu yang menyeru dakwah Islam dengan baik dan bijak, meng-counter gagasan-gagasan dan ajaran-ajaran liar yang tidak berkualitas, merusak, dan menyesatkan. Maka buku pertama pun lahir:NIKMATNYA PACARAN SETELAH PERNIKAHAN (NPSP), tulisan Salim A. Fillah atas permintaan duo Pro-U.
Manusia Berikhtiar, Allah yang Menentukan
Segala usaha dilakukan oleh duo Pro-U Media, Mas Fani dan Mas Nur. Di luar dugaan, buku tulisan Salim A. Fillah, aktivis pemuda masjid tetapi junior jauh di bawah mereka, meledak di pasaran. Cetak ulang demi cetak ulang sejak terbit tahun 2003 terus bergulir hingga sekarang. Ada pelajaran besar yang harus digarisbawahi di sini: sejak awal buku tersebut dilandasi niat dakwah ilallah, agar dakwah lebih efektif tersebar luas,bukan mula-mula diniati untuk menjadi bestseller oleh penulis dan penerbitnya.
Qadarullah buku tersebut laris, ongkos produksi tertutupi, pundi-pundi keuntungan—alhamdulillah—didapat. Dari situlah Pro-U semakin mantap menjadi Pro-U Media, dengan visi yang tak pernah berubah: Dakwah Ilallah.Jadi, kalau para pembaca yang budiman masih ada yang bertanya-tanya: seperti apa sih naskah-naskah yang bakal diterima Pro-U? Kriterianya dapat disederhanakan: “Kira-kira, menurut pembaca sendiri, naskah yang Anda kirimkan itu bervisi dakwah Islam, menebarkan inspirasi kebaikan, atau memberikan kemanfaatan luas nggak?
Sugeng rawuh. Selamat bergabung di Keluarga Besar Pro-U Media.